Pajak untuk Freelancer: Apa yang Harus Lo Tahu Sebelum Kena Teguran

Epajak – Pajak untuk Freelancer: Apa yang Harus Lo Tahu Sebelum Kena Teguran, Lo kerja dari mana aja. Kadang dari kafe, kadang dari kamar kos, kadang dari coworking space yang punya vibes startup. Klien lo datang dari DM, email, atau tiba-tiba nge-reply story IG. Uang lo masuk dari mana-mana: Shopee affiliate, payment gateway, atau transfer langsung dari perusahaan lokal. Lo freelancer. Lo bebas. Tapi negara tetap ngeliat.

Banyak orang mulai freelance karena pengen lepas dari sistem. Gak mau diatur. Gak mau rutinitas. Tapi justru karena lo gak punya sistem tetap, lo butuh ngerti cara lo dikenai pajak. Karena sistem negara tetap jalan. Dan kalau lo terus anggap ini urusan nanti-nanti, lo bisa kena surat cinta yang gak lo siapin.

Pertama, lo wajib punya NPWP. Itu bukan pilihan. Lo dapet penghasilan? Lo udah kena kewajiban. Dan kalau lo belum punya NPWP, itu bukan berarti lo aman. Justru makin rawan. Karena semua transaksi digital sekarang terekam.

Kedua, lo harus ngerti lo termasuk dalam kategori Wajib Pajak Orang Pribadi. Lo bukan karyawan tetap, bukan juga badan usaha. Lo kerja sendiri, dan lo dapet penghasilan dari satu atau lebih sumber. Itu artinya lo harus lapor dan bayar pajak sendiri, tanpa bantuan HRD.

Penghasilan lo bisa datang dari klien lokal — dan kadang mereka motong pajak lewat PPh 21 atau PPh 23. Tapi banyak juga yang gak potong apa pun. Nah, kalau gak dipotong, lo wajib setor sendiri. Pajaknya bisa final atau progresif, tergantung skema yang lo pilih.

Kalau lo pengen simpel, lo bisa pakai PPh Final UMKM 0,5% dari omzet, asal omzet lo di bawah 4,8 miliar setahun. Tapi lo tetap wajib setor dan lapor setiap bulan. Jangan cuma hitung dan simpen. Negara gak nilai niat, yang dihitung adalah setoran dan pelaporan.

Kalau lo udah biasa ngatur pembukuan, lo bisa pilih pakai tarif umum (progresif). Lo hitung dulu semua penghasilan lo, dikurangin biaya-biaya operasional (internet, alat kerja, software, dll), baru kena tarif pajak sesuai lapisan penghasilan: mulai dari 5%, naik terus sesuai total setahun.

Masalahnya? Banyak freelancer gak nyatet apa-apa. Dapet transfer, pakai. Dapet fee, langsung belanja. Pas Maret tiba, buka DJP Online dalam keadaan gelap gulita. Semua ngira, “Kan cuma freelance.” Padahal sekali lo dapet income, lo udah masuk sistem. Dan sistem sekarang gak tidur.

Lo juga harus minta bukti potong pajak dari klien. Karena kalau mereka motong pajak dan lo gak punya buktinya, lo gak bisa klaim. Dan itu bisa bikin lo bayar pajak dua kali. Satu kali waktu dipotong, satu kali lagi waktu lo isi SPT.

Kalau penghasilan lo dari luar negeri? Adsense, klien US atau Eropa, royalty? Lo tetap wajib lapor. Tapi lo bisa cek apakah negara asal itu punya perjanjian pajak (tax treaty) sama Indonesia. Kalau iya, lo bisa dapet pengurangan atau pengecualian. Tapi syaratnya: harus lapor dengan bener.

Lo juga harus simpan bukti-bukti transaksi digital. Invoice, email payment, rekening masuk. Karena semua itu bisa jadi dasar perhitungan dan bukti kalau sewaktu-waktu lo diminta klarifikasi.

baca juga

Freelancer bukan berarti tanpa aturan. Tapi lo bebas milih cara lo patuh. Lo bisa catat sendiri, setor sendiri, dan lapor sendiri. Atau lo gandeng konsultan pajak yang ngerti ritme kerja lo.

Yang penting: lo jangan cuek. Karena yang bikin banyak freelancer kena bukan karena penghasilan mereka tinggi, tapi karena mereka gak ngerti caranya taat.

Dan kalau lo udah ngerti, lo bisa jalan lebih tenang. Lo bisa ngatur cashflow. Lo bisa growth. Bahkan lo bisa scale jadi agensi atau bisnis beneran. Tapi itu semua dimulai dari satu hal: lo beresin dulu urusan pajak lo sebagai freelancer.

Pajak itu bukan jebakan. Pajak itu sistem. Dan begitu lo ngerti cara mainnya, sistem itu bisa lo manfaatin buat buktiin ke klien, ke bank, bahkan ke partner masa depan lo: bahwa lo bukan sekadar kreator atau pekerja lepas — lo adalah profesional yang siap jalanin usaha dengan cara yang bener.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top