Alur Setoran Pajak

epajak.or.id Alur Setoran Pajak Hari itu, Raka duduk termenung di meja kerjanya, menatap layar laptop yang menampilkan laman pembayaran pajak. “Kenapa ya, tiap kali ngomongin pajak, pasti ada aja yang bilang duit kita bakal dikorupsi? Jadi males bayar,” gumamnya.

Dari meja sebelah, Sita yang lagi nyusun laporan keuangan perusahaan mereka menoleh. “Lo masih percaya mitos itu? Pajak itu ada alurnya, dan nggak segampang itu bisa dikorupsi. Duit lo nggak langsung masuk ke kantong petugas pajak, kok.”

“Hah? Maksud lo gimana?” Raka menutup laptopnya dan memandang Sita dengan dahi berkerut.

“Oke, sini gue jelasin,” Sita berdeham sejenak. “Biar lebih seru, kita anggap aja duit pajak lo kayak paket yang dikirim dari satu tempat ke tempat lain. Lo pikir duit lo langsung sampe ke kas negara? Nggak gitu, bestie! Ada alurnya.”

Langkah 1: Wajib Pajak Setor ke Bank atau Pos Persepsi

“Jadi gini,” lanjut Sita, “Lo kalau mau bayar pajak, nggak langsung setor ke kantor pajak. Lo pakai Kode Billing yang lo dapet dari sistem DJP, terus lo bayarnya di bank atau kantor pos yang ditunjuk pemerintah, alias Bank Persepsi. Ini bukan sembarang bank, ya, cuma yang udah kerja sama sama negara.”

Raka mengangguk. “Oke, terus abis itu duitnya kemana?”

“Nah, ini yang orang sering salah paham,” kata Sita sambil mengetik sesuatu di laptopnya. “Begitu lo setor, lo bakal dapet Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang ada Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN). Ini tuh kayak resi kalau lo abis belanja online. Jadi, uang lo udah masuk sistem perbendaharaan negara.”

baca juga

Langkah 2: Duit Lo Masuk ke Rekening Penerimaan Negara Terpusat (RPNT)

“Oke, bayangin bank atau pos tempat lo bayar pajak itu kayak kurir ekspedisi. Mereka nggak simpen duit lo selamanya, tapi mereka kirim ke pusat, yaitu Rekening Penerimaan Negara Terpusat (RPNT). Ini rekening gede banget yang jadi tempat singgah sementara duit pajak dari seluruh Indonesia.”

Raka menaruh dagunya di tangan. “Terus, lama nggak duitnya diem di situ?”

“Nggak, kok. Duit yang masuk ke RPNT bakal langsung dikirim lagi ke Sub Rekening Kas Umum Negara (Sub RKUN) di Bank Indonesia minimal dua kali sehari. Lo bayangin kayak sistem transfer otomatis gitu, jadi nggak ada celah buat duitnya dipake macem-macem di tengah jalan.”

“Jadi Bank Persepsi itu nggak bisa sembarangan pake duitnya dulu sebelum dikirim ke negara?”

“Nope, mereka ada aturan ketat yang diatur di Peraturan Menteri Keuangan No. 225/PMK.05/2020. Setiap transfer duit dari mereka ke RPNT harus dicatat dan diaudit. Jadi, semua transparan.”

Langkah 3: Dari Sub-RKUN ke RKUN, Tempat Duit Negara Dikumpulin

Raka mulai tertarik. “Oke, duit gue udah sampai di Sub RKUN. Terus dari situ kemana lagi?”

“Nah, setelah duit lo ada di Sub RKUN, sistemnya akan mindahin saldo ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN),” jelas Sita. “RKUN ini rekening utama negara yang juga ada di Bank Indonesia. Kalau dalam analogi paket tadi, ini tuh kayak gudang pusat sebelum barang-barang dikirim ke tujuan akhirnya.”

“Jadi, nggak ada tuh yang namanya duit kita dipegang sama kantor pajak atau petugas pajak?”

“Exactly! Kantor Pajak, alias DJP dan KPP, tuh tugasnya cuma ngumpulin data, bikin regulasi, dan memastikan semua orang bayar pajak dengan benar. Mereka nggak pernah megang duit kita secara langsung.”

Langkah 4: Uang Pajak Dikelola untuk APBN

“Nah, dari RKUN ini, duit yang udah kekumpul bakal dipakai buat biaya negara. Mulai dari gaji PNS, pembangunan infrastruktur, subsidi BBM, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Ini semua diatur sama Bendahara Umum Negara (BUN), yang dalam hal ini diwakili sama Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Mereka yang pegang keputusan buat nentuin duit ini bakal dialokasikan kemana.”

Raka mendecak. “Wah, ternyata rumit juga, ya?”

Sita terkekeh. “Makanya, kalau ada yang bilang duit pajak dikorupsi sama petugas pajak, itu berarti mereka nggak ngerti alurnya. Nggak segampang itu! Sistemnya ketat dan diawasi banyak pihak.”

Tapi Kok Masih Ada Kasus Korupsi Pajak?

“Eh, tapi tunggu deh,” kata Raka sambil mengernyitkan dahi. “Kalau sistemnya seketat itu, kok masih ada kasus kayak pegawai pajak korupsi miliaran?”

“Oke, ini pertanyaan bagus. Korupsi pajak biasanya bukan dari alur penyetoran pajak, tapi dari manipulasi pelaporan pajak,” jelas Sita. “Misalnya, ada perusahaan gede yang pengen bayar pajak lebih sedikit, terus mereka suap pegawai pajak buat ngecilin tagihan pajaknya. Atau bisa juga pegawai pajak nyalahgunain wewenang mereka buat nyari celah aturan. Tapi ini bukan berarti semua pajak yang kita bayar otomatis dikorupsi. Kasus kayak gini terjadi di tahap berbeda, bukan di alur setoran pajak.”

“Oke, masuk akal,” Raka mengangguk paham. “Jadi, kalau gue bayar pajak, duit gue tetap sampai ke negara dengan aman, ya?”

“Yup! Asalkan lo bayar pajak dengan benar, pake sistem yang resmi, dan nggak coba-coba nyari celah buat ngehindar, duit lo bakal aman dan kepake buat kepentingan publik.”

Kalau Masih Bingung? Pakai Konsultan Pajak!

“Tapi jujur aja, prosesnya tetap ribet buat gue. Banyak aturan yang harus diikutin, belum lagi kalau ada pajak perusahaan, pajak karyawan, dan lain-lain. Ada nggak sih solusi biar gue nggak pusing sendiri?”

Sita tersenyum. “Ya jelas ada! Kalau lo ngerasa ribet, lo bisa pakai jasa konsultan pajak. Mereka bisa bantu lo hitung pajak, urus pelaporannya, dan pastiin semua sesuai aturan. Salah satu yang gue rekomendasiin itu Provisio Consulting. Mereka bisa bantu lo urus semua pajak bisnis lo tanpa ribet.”

“Hmm, sounds good,” Raka mengangguk. “Daripada gue pusing sendiri, mending serahin ke ahlinya.”

“Exactly! Lo nggak perlu stress, pajak lo aman, dan yang paling penting, nggak ada drama salah bayar atau telat setor.”

Kesimpulan: Bayar Pajak Itu Aman, Asal Paham Alurnya!

Setelah ngobrol panjang lebar sama Sita, Raka akhirnya paham kalau pajak itu nggak seserem yang dibayangkan. Uangnya nggak langsung masuk ke tangan petugas pajak, tapi melewati alur yang ketat dan terstruktur. Kalau pun ada kasus korupsi, itu terjadi di tahap lain, bukan di proses penyetoran pajak.

“Oke, mulai sekarang gue bakal lebih rajin bayar pajak. Tapi tetep, kalau ribet, gue serahin ke konsultan pajak aja,” kata Raka sambil tertawa.

Sita mengacungkan jempol. “That’s the spirit!”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top