https://epajak.or.id Gak Cuma Formalitas! Cerita Tami Biar Gak Lupa Lapor SPT Tahunan , “Tam, lo udah lapor SPT belum?” tanya Aldo sambil selonjoran di sofa kantor.
Tami langsung nyengir kuda. “Eh… itu tuh yang laporan pajak tahunan ya? Belom sih, kayaknya ribet banget.”
Aldo langsung pasang muka horor. “Woy! Ini udah bulan Maret! Kalo kelewat, bisa kena denda loh. Gak main-main dendanya!”
“Yaelah, masa iya segitunya?”
Aldo buka HP-nya, “Nih ya, gue kasih tau. SPT Tahunan itu bukan cuma buat pajak-pajakan doang, tapi biar negara juga tau lo dapet duit dari mana aja dan berapa.”
Tami bengong. “Jadi kayak laporan keuangan pribadi gitu?”
“Exactly,” jawab Aldo. “Cuma ini ke pemerintah. Diatur di UU Pajak Penghasilan juga, jadi wajib banget hukumnya.”
Tami geleng-geleng. “Oke. Tapi SPT itu ada banyak jenisnya, kan? Gue harus isi yang mana?”
Aldo langsung buka catatan digitalnya. “Tenang, gue kasih cheat sheet. Jadi, SPT Tahunan itu dibagi jadi tiga jenis:
- Formulir 1770 SS
Buat lo yang penghasilan setahun gak lebih dari 60 juta. Biasanya karyawan tetap yang cuma punya satu sumber penghasilan. Isiannya juga simpel banget, tinggal masukin data dari formulir 1721 A1 atau A2 yang lo dapet dari kantor. - Formulir 1770 S
Ini buat lo yang penghasilannya di atas 60 juta setahun dan mungkin punya penghasilan lain. Misalnya, lo punya gaji, tapi juga dapet komisi freelance atau jualan online dikit-dikit. - Formulir 1770
Nah ini buat yang kerjaannya gak terikat kayak dokter, konsultan, penulis, atau punya bisnis sendiri. Isiannya paling komplit, karena harus lapor penghasilan, pengeluaran, harta, utang, pokoknya semua.”
Tami nyatet di HP-nya. “Oke, kayaknya gue yang 1770 S deh. Gue kerja kantoran, tapi kadang dapet job nulis juga.”
“Yap, lo masuk 1770 S. Nah, lo harus siapin:
- Bukti potong pajak dari kantor (1721 A1)
- Daftar penghasilan tambahan
- Daftar harta dan utang per 31 Desember
- Kalo punya keluarga, data anggota keluarga juga dimasukin.”
“Terus batas waktunya kapan?” tanya Tami sambil buka kalender.
“Buat orang pribadi, batasnya 31 Maret. Tapi itu buat tahun pajak yang berakhir 31 Desember, ya. Kalo tahun pajak lo beda, misalnya lo freelancer dengan tahun buku berakhir 31 Juli, ya lapornya 31 Oktober.”
Tami makin fokus. “Bentar, tahun pajak itu apaan?”
“Gampangnya, tahun pajak itu periode lo dapet penghasilan dan harus dilaporin. Umumnya sih Januari sampe Desember. Tapi kalo lo punya usaha sendiri, lo bisa tentuin tahun buku sendiri, misalnya dari Agustus ke Juli.”
Tami garuk kepala. “Oke, mulai ngerti. Tapi lapornya harus ke kantor pajak?”
“Enggak dong! Sekarang udah serba online. Lo tinggal login ke DJP Online di https://djponline.pajak.go.id. Isi datanya, terus submit. Selesai deh!”
“Gak harus ketemu petugas pajak?”
“Yap, semuanya dari laptop atau HP lo. Yang penting data yang lo masukin sesuai dan jujur. Kalo ternyata ada pajak yang kurang bayar, tinggal bayar lewat ATM atau e-banking. Jangan lupa simpan buktinya buat di-upload juga.”
Tami angguk-angguk. “Kalo gue bingung, ada yang bisa bantu gak?”
“Gue biasanya nyaranin temen-temen ke Provisio Consulting. Mereka konsultan pajak di Jakarta, tapi bisa bantu online juga. Lo tinggal jelasin kondisi lo, terus mereka bantu urus sampai submit SPT. Aman, gak ribet.”
Tami langsung buka HP dan catat. “Namanya Provisio ya?”
“Yoi. Coba cek websitenya di epajak.or.id Mereka juga sering kasih edukasi pajak lewat blog.”
Tami ketawa kecil. “Gue kira urusan pajak tuh cuma buat orang tua. Ternyata anak muda juga harus paham.”
Aldo ikut ketawa. “Justru sekarang penting. Lo kerja, freelance, invest, bahkan dapet uang dari NFT atau konten YouTube, semua harus dilaporin. Pajak bukan soal besar-kecilnya, tapi soal kepatuhan.”
Tami langsung buka DJP Online, “Gue isi sekarang deh. Mumpung masih inget semua.”
Jadi, lo udah lapor SPT belum? Jangan nunggu ditegur DJP dulu, ya! Lapornya gampang kok, tinggal online. Tapi kalo lo butuh bantuan, jangan ragu kontak konsultan pajak kayak Epajak. Biar lo bisa fokus cari cuan, urusan pajak biar mereka yang urus!